Selasa, 22 November 2011

MANFAAT SHOLAT BAGI KESEHATAN

Shalat sebagai tiang agama adalah ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gesture (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan shalat sebagai gudang obat bagi berbagai penyakit! Mari kita coba simak setiap gerakan dalam ibadah Shalat berikut ini:
1.      TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya akan oksigen dan menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarjan dari berbagai macam gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
2.      RUKUK
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tidak akan tumpah dengan posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan pada posisi dan fungsi tulang belakang (corpus verebrate) senagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, Rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
3.      I’TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kambali tegak setelah mengankat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: I’tidal adalah variasi poatur setelah rukuk sebelum sejud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan i dalam perut mengalami pemijatan dam pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
4.      SUJUD
Postur: Menugging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung-ujung jari kaki, dam dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menybabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karen itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah jangn tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud sudah memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
5.      DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu Iftirasy (tahiyyat awal) dan Tawaruk (tahiyyat akhir). Perbedaaan terletak pada posisi penempatan telapak kaki.
Manfaat: Saat Iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervous ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tidak mampu berjalan. Duduk tawaruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelnjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postue ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada saat Iftirasy dan tawaruk menyebabkan seluruh otot tungkai meregang dan kemudian refleks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita
6.      SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerajan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.


MEMACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam shalat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah0rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu sikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof. Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan herakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak yang terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud dengan tuma’ninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard University, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset khusus mengenai gerakan sujud.
MEMPERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan dalam shalat mirip yoga atau peregangan (stretching). Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah shalat menggerakkan anggota tubuh lebih banyak termasuk jari-jari kaki dan jari-jari tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditmpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki dungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MEMUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot tertentu (rectus abdominis dan abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang manjadi labih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
MEMPERBAIKI KESUBURAN
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam shalat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk Iftirasy (tahiyyat awal) dan duduk tawaruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerajh yang paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepaskan kotoran, dan saluran kemih.
Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang mempernaiki organ reproduksi di daerah perineum.
AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan untuk meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Gerakan terakhir, yaitu salam. Menengok ke kiri dan ke kanan punya pengaruh yang besar pada kekecangankulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Namun, yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETHOSENTRIS


Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
·         kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
·         kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
·         kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
·         kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
·         kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
·         kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
·         kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
·         kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
1.       Fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman.
2.       Fase dis-integrasi yaitu pernyataan tidak setuju.
fase dis-integrasi ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
·         ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang dicapai.
·         norma sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang disepakati.
·         norma yang telah dihayati bertentangan satu sama lain.
·         sanksi sudah menjadi lemah
·         tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok.

Diskriminasi dan Ethosentris

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan kumpulan yang diwakili oleh individu berkenaan. Diskriminasi merupakan suatu amalan yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia. Ia berpuncak daripada kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan manusia.
Diskrimasi boleh berlaku dalam berbagai konteks. Ia boleh dilakukan oleh orang perseorangan, institusi, firma, malah oleh kerajaan. Terdapat berbagai perlakuan yang boleh dianggap sebagai diskriminasi, perlakuan diskrimasi yang ketara adalah seperti berikut:
Seorang peniaga enggan berurusan dengan seorang pelanggan berdasarkan kumpulan yang diwakillinya. Seorang majikan memberi gaji yang tidak setimpal dengan sumbangannya kepada pekerja berdasarkan kumpulan yang diwakilinya. Sebuah institusi pendidikan enggan menerima seorang pelajar, walaupun dia mempunyai kelayakan dan masih mempunyai kekosongan dalam institusi berkenaan, disebabkan individu berkenaan mewakili kumpulan tertentu.
Maka dari itu diskriminasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak adil berdasarkan prinsip “setiap manusia harus diberi hak dan peluang yang sama”(Bahasa Inggris: Equal Opportunity).
Etnosentrisme atau sukuisme adalah sikap berlebihan yang menganggap hanya etnis kelompok tertentu saja yang baik, benar dan unggul. Adapun kelompok lainnya tidak. Dampak yang dihasilkannya bisa sangat fatal akibatnya. Bayangkan saja jika generalisasi kasar dilakukan terhadap etnis tertentu yang dianggap negatif sebagai; kasar, kotor, bermental buruk, atau bahkan musuh, maka tidak jarang akan berujung pada konflik komunal.
Sejarah menunjukkan, pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah terjadi 35 pertikaian besar antar etnis di dunia. Lebih dari 38 juta jiwa terusir dari tempat yang mereka diami, paling sedikit 7 juta orang terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur, dari Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir dari Yugoslavia, Cekoslakia, Zaire hingga Rwanda, dari bekas Uni Soviet sampai Sudan, dari Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama.
Etnosentrisme atau sukuisme ternyata begitu kental dalam pergaulan sehari-hari. Pandangan tentang keunggulan etnis tertentu atas lainnya sudah menjadi rahasia publik. Disebut rahasia, sebab pengakuan keunggulan tersebut diakui secara umum oleh masing-masing kelompok (etnis, suku, bahkan agama), meskipun secara sembunyi-sembunyi.

Pertentangan dan ketegangan dalam masyarakat

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.
Dasar konflik berbeda-beda, terdapat beberapa elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :
·         Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat didalam konflik.
·         Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.
·         Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
·         Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang.
·         Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
·         Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.
Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
Ø  Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
Ø  Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
Ø  Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
Ø  Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
Ø  Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
Ø  Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

Golongan yang berbeda dan integrasi nasional

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:
Ø  Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
Ø  Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
Ø  Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
Ø  Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu.

Integrasi Nasional

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Integrasi nasional adalah suatu proses yang menyatu padukan berbagai kelompok dalam masyarakat melalui satu identiti bersama dengan menghilangkan perbedaan dan identitas masing-masing. Integrasi Nasional memiliki ciri-ciri:
·         Melibatkan pertembungan dua atau lebih masyarakat dan budaya
·         Satu bentuk budaya baru dilahirkan dan menjadi milik bersama masyarakat dan budaya berbeda
·         Dalam budaya baru yang dibentuk, hilangnya identitas mesyarakat dan perbedaan kebudayaan
·         Intergrasi social boleh berlaku dalam sector ekomoni, partai politik, dan Negara.
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
·         Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
·         Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
·         Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
·         Perbedaan ideologi
·         Kondisi masyarakat yang majemuk
·         Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
·         Pertumbuhan partai politik
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:
·      Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional
·      Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
·      Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
·      Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing.




opiniku:   
             Kini sudah banyak orang yang mendukung penghilangan diskriminasi, akan tetapi tetap masih banyak orang yang melakukannya. Bahakan kini ditambah oleh embel-embel yaitu uang. Hal ini harus dicegah perkembangannya dan dihilangkan keberadaanya. Karena jika hal ini dibiarkan, akan menimbulkan hal negatif yang membuat keadilan tidak ada artinya lagi. Yang berkuasa akan menjad tamak dan terus bersikap sewenang-wenang dan yang tidak memiliki apa-apa semakin ditindas. Bahkan yang salah bisa menjadi benar nantinya jika kita membiarkan ini terjadi. Maka mari kita mulai dari diri sendiri dan terus menyalurkannya pada orang disekitar kita.   

Minggu, 20 November 2011

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


A.      Masyarakat Perkotaan, Aspek Positif dan Negatif

1.       Pengertian Masyarakat

Ada beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, antara lain :
Ø  R. Linton : seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Ø  M.J.  Herskovits : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
Ø  J.L. Gilin dan J.P Gilin : mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
Ø  S.R. Steinmetz : seorang sosiologi bangsa belanda mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
Ø  Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh satu sama lain.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat mempunyai arti luas dan arti sempit.
Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oeh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

2.       Syarat-syarat menjadi masyarakat

Dari definisi masyarakat diatas, maka masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
a.       Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak. Bukan pengumpulan binatang.
b.      Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.
c.       Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

3.        Dua tipe masyarakat

Dari sudut antropologi, terdapat dua tipe masyarakat:
a.       Satu masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan.
b.      Masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang. Karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal tulisan, satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati sebagian saja.

4.       Pengertian Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya hanya sekedarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan karena pandangan warga kota sekitarnya.

5.       Ciri-ciri masyarakat kota

ada beberapa ciri-ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
Ø  Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-tempat peribadatan.
Ø  Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang terpenting disini adalah masyarakat perorangan atau individu.
Ø  Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
Ø  Kemungkinan untuk mendapat pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
Ø  Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Ø  Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Ø  Perubahan sosial tampak dengan nyata di kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

6.       Perbedaan antara desa dan kota

Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang ada akan dapat mengurangi kesulitan dalam memnentukan apakah masyarakat dapat disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat perkotaan .
Ciri-ciri tersebut antara lain :

a.       Jumlah dan kepadatan penduduk

Meskipun tidak ada ukuran pasti, kota memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa. Hal ini mempunyai kaitan erat dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembangunan perumahan.

b.      Lingkungan hidup

Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan di pekotaan. Lingkunagn pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan berbagai satwa yang terdapat sela-sela pepohonan. Air yang menetes, memancar dari sumber-sumber dan kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petak-petak persawahan. Semua ini sangat berbeda dengan lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal. Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi. Udara yang terasa pengap karena tercemar asap buangan cerobong pabrik dan kendaran bermotor. Kota sudah terlalu banyak mengalami sentuhan teknologi, sehingga kadang-kadang memasukkan sebagian alam kedalam rumahnya, baik yang berupa tumbuh-tumbuhan bahkan mungkin hanya gambarnya saja.

c.       Mata pencaharian

Perbedaan yang sangat menonjol adalah pada mata pencaharian. Kegiatan utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah untuk keperluan pertanian, peternakan dan termasuk juga perikanan darat. Sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, disamping sektor ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera di konsumsi.

d.      Corak kehidupan sosial

Corak kehidupan sosial di desa dapat dikatakan masih homogen. Sebaliknya di kota sangat heterogen, karena disana saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.

e.      Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial kota jauh lebih kompleks daripada di desa. Misalnya saja mereka yang memiliki keahlian khusus dan bidang kerjanya lebih banyak memerlukan pemikiran memiliki kedudukan lebih tinggi dan upah lebih besar dari pada mereka yang dalam sistem kerja hanya mampu menggunakan tenaga kasarnya saja. Hal ini akan membawa akibat bahwa perbedaan antara pihak kaya dan miskin semakin menyolok.

f.        Mobilitas sosial

Mobilitas sosial di kota jauh lebih besar daripada di desa. Di kota, seseorang memiliki kesempatan besar untuk mengalami mobilitas sosial, baik vertikal yaitu perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau lebih rendah, maupun horisontal yaitu perpindahan ke pekerjaan lain yang setingkat.

g.       Pola interaksi sosial.

Pola-pola interaksi sosial pada suatu masyarakat ditentukan oleh struktur sosial masyarakat yang bersangkutan. Karena struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial yang ada di pedesaan sangat berbeda dengan di perkotaan. Maka pola interaksi sosila pada kedua masyarakat tersebut juga tidak sama.

h.      Solidaritas sosial

Solidaritas sosial pada kedua masyarakat ini pun ternyata juga berbeda. Kekuatan yang mempersatukan masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan. Sebaliknya solidaritas masyarakat perkotaan justru terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.

i.         Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
Dalam hierarki sistem administrasi nasional, kota memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada desa. Di negara kita misalnya, urut-urutan kedudukan tersebut adalah : ibu kota negara, kota provinsi, kota kabupaten, kota kecamatan dan seterusnya. Semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hierarki tersebut, kompleksitasnya semakin meningkat, dalam arti semakin banyak kegiatan yang berpusat disana.

B.      Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, dan lainnya. Kota menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya montir-montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian maupun peternakan.

C.      Aspek Positif dan Negatif

1.       Tentang aspek positif dan aspek negatif

Untuk menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas warganya. Dengan kata lain kota harus berkembang dari pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik.

2.       Lima unsur lingkungan perkotaan

Suatu lingkungan perkotaan mengandung 5 unsur yang meliputi :
a.       Wisma : Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
b.      Karya : Unsur ini merupakan syarat utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
c.       Marga : Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal).
d.      Suka : Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.
e.      Penyempurnaan : Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tercakup dalam ke empat unsur diatas, termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan.

3.       Fungsi eksternal kota

Kota secara internal merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah ruang fisiknya. Ketiganya saling terkait dan saling mempengaruhi, oleh karena itu suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Kota mempunyai fungsi external, yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pengembangan kota tidak mengarah pada satu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh-mempengaruhi.

D.      Masyarakat Pedesaan

1.       Pengertian desa

Ada beberapa definisi mengenai pengertian desa, antara lain :

Ø  Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Ø  Menurut Bintarto, Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Ø  Menurut Paul H. Landis, Desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

2.       Ciri-ciri desa

Adapun ciri-ciri desa, antara lain :
Ø  Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antar ribuan jiwa.
Ø  Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
Ø  Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan yang buka agraris adalah bersifat sambilan.

3.       Ciri-ciri masyarakat pedesaan

Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan, antara lain :
Ø  Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
Ø  Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Ø  Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
Ø  Masyarakat tersebut homogen.

4.       Macam-macam pekerjaan gotong royong

Macam-macam pekerjaan gotongroyong ada dua macam, yaitu :
a.       Kerja bersama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri. Gotong royong jenis ini biasanya sungguh-sungguh dirasakan kegunaaannya bagi mereka.
b.      Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri berasal dari luar. Gotong royong jenis ini biasanya sering kurang dipahami kegunaaannya.

5.       Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan

Masyarakat Indonesia kebanyakan masih tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Biasanya masyarakat pedesaan dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat paguyuban. Jadi Paguyuban masyarakat masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.

6.       Macam-macam gejala masyarakat pedesaan

Akan tetapi sebenarnya di masyarakat pedesaan mengenal berbagai macam gejala, antara lain:
Ø  Konflik (pertengkaran)
Ø  Kontraversi (pertentangan)
Ø  Kompetisi (persiapan)
Ø  Kegiatan pada masyarakat pedesaan

Sumber: MKDUISD
(Harwantiyoko dan Neltje F. K)

Opiniku:

Seperti yang telah kita ketahui bahwa semua hal memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka karena itu seseorang (atau lebih) pastilah membutuhkan orang lain untuk membantunya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu juga masyarakat. baik kota atau pun desa mereka saling membutuhkan. Disatu pihak masyarakat perkotaan yang dapat digolongkan sebagai masyarakat intelektual sangat membutuhkan hasil aktifitas masyarakat desa yaitu hasil pertanian dan lain-lain. Begitu juga masyarakat desa yang membutuhkan bantuan untuk mengembangan aktifitas didesanya agar tidak tertinggal oleh zaman.