شبان اليوم رجال الغد
Artinya:
“pemuda hari ini, pemimpin hari esok”
A. Internalisasi Belajar dan Spesialisasi
Internalisasi, Belajar, dan Spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Karena proses berlangsungnya ketiga istilah tersebut sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat.
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan. Sedangkan istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
1. Pengertian Pemuda
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lain. Pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet atau pergantian pembangunan secara terus-menerus.
2. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Bagi generasi muda proses sosialsisasi itu sendiri adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menyelaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu pada tahapan pengembangan dan pembinaannya, melalui proses kematangan dirinya dan belajar pada berbagai media sosialisasi yang ada di masyarakat, seorang pemuda harus mampu menyeleksi berbagai kemungkinan yang ada sehingga mampu mengendalikan diri dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat, dan tetap mempunyai motivasi sosial yang tinggi.
Melalui proses sosialisasi, individu khususnya pemuda akan mulai melatih cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya dengan proses sosialisasi, individu menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Kepribadian seseorang melalui proses sosialisasi dapat terbentuk dimana kepribadian itu merupakan suatu komponen pemberi atau penyebab warna dari wujud tingkah laku sosial manusia, jadi dalam hal ini sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar pola-pola tindakan dalam interaksi beraneka ragam atau macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan pokok sosialisasi
Tujuan pokok sosialisasi adalah :
Ø Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampialan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
Ø Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
Ø Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas (wawasan) diri yang tetap.
Ø Bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
B. Pemuda dan Identitas
1. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
Pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud. Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berdasarkan :
a. Landasan Idiil : Pancasila
b. Landasan Konstitusional : UUD 1945
c. Landasan Strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara
d. Landasan Historis : Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan
e. Landasan Normatif :Etika, tata nilai dan tradisi leluhur yang hidup dalam masyarakat
2. Pergertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Dalam hal ini pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :
a. Generasi muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan
Maksudnya adalah mereka yang telah memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam keterlibatan secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
b. Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan
Maksudnya adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
3. Masalah dan Potensi Generasi Muda
a. Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini, antara lain :
Ø Menurunnya bahkan hilangnya jiwa Idealisme, Patriotisme dan Nasionalisme
Ø Ketidakpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
Ø Belum seimbang antara generasi muda dan fasilitas pendidikan yang tersedia
Ø Kurangnya lapangan kerja atau kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran di kalangan generasi muda
Ø Kurangnya gizi yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan generasi muda
Ø Banyak perkawinan di bawah umur
Ø Pergaulan bebas
Ø Pengerusakan moral dengan adanya berbagai media pornografi
Ø Ketidakpedulian generasi muda terhadap pendidikannya
Ø Penyalahgunaan narkotika/narkoba
Ø Belum ada peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda
Dalam rangka untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mencegah datangnya masalah baru, diperlukan usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan.
b. Potensi Genarasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :
Ø Idealisme dan daya kritis
Ø Dinamika dan kretifitas
Ø Keberanian mengambil resiko
Ø Optimis dan kegairahan semangat
Ø Sikap kemandirian & disiplin murni
Ø Terdidik
Ø Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Ø Patriotisme dan Nasionalisme
Ø Sikap kesatria
Ø Kemampuan penguasaan ilmu & teknologi
C. Mengembangkan potensi generasi muda
Banyak fakta membuktikan bahwa negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenaga terampil dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenaga kerja dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki. Misalnya dalam eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, baik yang berlokasi darat maupun yang ada di lautan.
Maka karena itu untuk mengembangkan potensi generasi muda dibentuklah berbagai lembaga pembinaan dan pengembangan potensi generasi muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina dan digembleng di laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Sumber: MKDUISD
Opiniku :
Seperti yang tertulis diatas, bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Bahkan sahabat Rosulullah SAW yaitu Umar bin khattab r.a pernah berkata: “Barangsiapa yang ingin menggenggam nasib bangsanya maka genggamlah para pemudanya.” dan presiden pertama RI Ir.Soekarno pun pernah berkata dalam pidatonya: “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku goncangkan dunia ini” dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan yang menyatakan dan membuktikan bahwa pemuda memiliki potensi yang sangat berharga dan harus dikembangkan dengan benar. Tapi bagaimana jika para pemuda suatu bangsa “mati” atau dengan kata lain tidak berpotensi sama sekali, maka tidak perlu repot-repot pergi ke para ahli atau bahkan peramal atau dukun. Pasti cepat atau lambat bangsa tersebut akan runtuh dan hancur.
Maka dari itu sebuah pendidikan dan pembinaan formal maupun nonformal sangatlah dibutuhkan, untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas SDM bangsa tersebut. Dan kejujuran lembaga pendidikan pun sangat dibutuhkan. Mengingat masih banyak lembaga pendidikan yang sengaja meluluskan peserta didiknya yang seharusnya belum dapat lulus untuk melanjutkan jenjang pendidikan, demi meningkatkan dan mengangkat derajat atau nama lembaga pendidikan itu sendiri. Padahal secara tidak langsung perbuatan tersebut adalah tindak pembodohan bagi generasi muda bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar